Penulis : Ririn Wulandari
Penerbit : Bypass
ISBN : 978-602-99693-3-7
Terbit : Januari 2012
Ukuran : 13 x 19 cm
Halaman : 158
Sampul : Soft cover
Sinopsis
Buku puisi ini banyak berisi pesan tentang bagaimana penulis mencoba untuk menyempurnakan perilaku dirinya dengan segala kerendahan hati. Disitu banyak rasa dituangkan utamanya saat ia begitu semakin dekat dengan sang Pencipta selama menyelesaikan studi doktornya. Rasa sebagai pengurai dan penambah enerji untuk bisa meraih cita-citanya. Dari buku ini pun penulis bisa berbagi rasa bagaimana pentingnya menapaki, memandang dan memahami makna hidup.
Sjafri Mangkuprawira
Guru Besar Emeritus FEM IPB
Puisi menjadi ekspresi nurani yang dianggap paling membebaskan. Ia bisa mengungkapkan perasaannya dengan atau tanpa orang menafsirnya secara tepat. Justru dengan kegemasannya, kegeramannya, kegetasannya, keharuannya… Ririn Wulandari sedang berdialog dengan dirinya. Ia sedang membangun dunia dalam dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan sekaligus pernyataan-pernyataan.
Kurnia Effendi
Pecinta sastra, eksekutif di sebuah perusahaan otomotif
”Tatkala” itu puisi hati, dalam dan mengharukan. It is deep and beautifully sing able from heart. Maka saya tergerak merangkai melodi dan mengubahnya menjadi sebuah lagu.
Lagu yang menyentuh hati.
A Rezza Suhendra
Pecinta Musik, eksekutif di perusahaan pengolahan dan pengalengan sea food.
Guyuran fenomena yang menghentak dengan beraneka corak pada gilirannya memberi suasana enak dalam menyelami kedalaman isi puisi-puisinya. Seluruh paparan dan narasi dalam buku ini dapat menjadi rujukan dan pelajaran penting bagi sesiapa saja yang mencari alternatif pegangan hidup; bagi setiap orang yang berani melakukan terobosan dan memilih jalan terjal yang berliku:
“…Katakan tentang titik itu/ Selalu/ Agar kita sepakat/ Tak bisa kita meninggalkannya barang sejenak/
Titik itu/ Memang tiang pancang kehidupan”
[Keseimbangan, Memberi dan Menerima, hal 113]:
Seattle, Musim Dingin,
Asep Sugih Suntana, Phd